Minggu, 15 Maret 2009

Gaya Pacaran (bukan) Ikhwah


Percaya gak kalo ikhwah juga punya “gaya pacaran�?. Kalo gak percaya, coba dengarkan cerita ini terlebih dulu. Saya sendiri juga sempat gak percaya, tapi setelah banyak melihat, mendengar, dan membuktikan akhirnya mengerti juga kalo ikhwah juga punya gaya dalam pacaran.

Semua tentunya sepakat, jika pacaran itu gak ada dalam adab Islami. Yang ada hanyalah ta’aruf, khitbah dan walimah. Namun bagaimana jika ta’aruf sudah, tapi khitbah dan walimah belum dapat dilaksanakan?

Ini cerita dari seorang ikhwan, yang sering banget curhat sama saya, sebut aja Bas. Dia bilang kalau sekarang lagi punya hubungan spesial dengan seorang akhwat. Saya tanya aja, kapan loe lamar dia? Eh malah jawabannya bikin saya geleng-geleng kepala, Bas pinginnya nungguin akhwat itu lulus dulu. Kebetulan saya juga kenal cukup baik dengan akhwat tersebut, setelah saya sedikit maksa untuk minta alasan sebenarnya, barulah terungkap bahwa ada perbedaan prinsip yang sangat mendasar diantara mereka. Dan hal inilah yang menyebabkan mereka masih ragu untuk melangkah ke arah perkawinan. Padahal, yang mereka lakukan bersama selama ini lumayan heboh, yang pergi berdualah, kemana-mana barenglah, bahkan jadwal apel malam minggu secara rutin.

Cerita lain lagi, terjadi pada seorang saudara saya. Yang ini lebih kacau lagi malah. Dia lagi dikejar seorang ikhwan. Pada awalnya sih adik saya ini bersedia, namun pada suatu hari terbongkar rahasia ikhwan tersebut bahwa dia juga lagi proses sama akhwat lain. Dan lebih parahnya itu sudah berlangsung lebih dari setahun. Dan selama setahun itu, banyak hal yang terjadi, yang boncengan barenglah (padahal tuh ikhwan bukan tukang ojek), nonton dan ke mall bersama dan lainnya. Bahkan pernah suatu ketika ditegur oleh teman ngajinya, bukan sebuah penyesalan yang terlontar tapi malah sebuah lontaran ucapan kalo pingin suatu saat malah kepergok lagi pergi bareng.

Cerita ketiga dari teman baik saya, dia cerita kalo calonnya ada di lain kota. Kalo ketemu yah cuman saat-saat tertentu seperti liburan kuliah atau hari raya tertentu. Nah, kalo udah ketemu apa yang mereka perbuat? Relatif sama dengan dua cerita diatas, cuman jangan kaget kalo mereka juga biasa saling bergandengan tangan dan berciuman.
Saya jadi inget sebuah cerita dari sahabat, tentang sebuah aib yang menampar suatu kampus yang menjadi barometer dakwah thulabiyah di Indonesia. Bahwa ada seorang ikhwan yang sampai menghamili beberapa akhwat sekaligus. Fenomena apa lagi ini sebenarnya. Disaat dakwah makin berkembang dengan pesat, tapi itu juga menimbulkan “penyakit� yang menyebar dengan cepat pula.

Ketika cerita tentang ikhwan yang menghamili beberapa akhwat itu saya diskusikan dengan beberapa teman, baik yang “ngaji� maupun yang nggak. Komentar yang saya terima malah bikin hati jadi geli. Narto, teman saya yang gak ngaji aja sampe bilang gini, “bego banget sih tuh orang, kalo emang ML yang bener dong, kalo gak pingin hamil ya jangan dikeluarin di dalam�. Lain lagi komentar Hadi, yang malah bilang kemaruk terhadap ikhwan tersebut soalnya ngambil akhwat banyak. Sedang bagi saya sendiri, yah inilah suatu realita didepan kita. Mungkin saya sependapat dengan Narto, kalo emang mau gak hamil, pake cara yang aman. Pake kondom kek, gak ngeluarin di dalam kek, atau kalo mau rada susah dikit, dengan ngitung mas subur dari sang wanita. But, tentu saja pendapat Narto berarti melegalkan perzinahan dan seks pra nikah dong. Sedang menurut Hadi, saya jadi teringat kisah kedua diatas. Ikhwan (bener ikhwan?) apa gitu yah? Suka mendua dalam hal yang sepenting ini. Berbagai komentar, baik yang lucu maupun yang serius saya terima. Namun satu hal yang kami sepakati bersama, bahwa bagaimanapun juga kalo emang pingin selamat maka menikah adalah jalan yang paling aman dan insya Allah diridhoi oleh Allah.

Yah, saya tentunya juga bukan seorang ikhwan yang sempurna, lha wong sempat kok beberapa kali digosipin macam-macam meski gak jelas kebenarannya. Tapi paling nggak, berbagai masalah dan juga hal-hal yang saya ketahui itu, bikin saya lebih berhati-hati dalam masalah yang satu itu.
Hal lain yang bisa saya ambil, mungkin inilah fenomena pergaulan masa kini, bahkan terjadi juga dikalangan ikhwah. Seorang adik kelas saya yang jelas akhwat, sampai malu sendiri karena beberapa kali saya pergoki berboncengan sepeda motor dengan teman cowoknya. Dilain waktu saya juga pernah melihat "adegan" seru lainnya.

Yah.. mungkin disinilah godaan terbesar buat saya, buat cepat nikah kali yah, biar ntar bisa pacaran sama Istri. Amin :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar